Rabu, 03 Juli 2013

Heart: I Hope Your Happy





Haeng Bok Ha Gil Ba Rae
(I Hope U'r Happy)


U turn u’r head and crying
I hate u being like this, that why I’m crying to
I missing u, missing u so much that I’m hurt

I hope u’ll be happy with my love even if I’m dead
Turn u’r head if u’r tired, I will be there
Because I left u’r tears behind
I left u first because I don’t want to see u alone
Since now I can’t love u anymore

I missing u so much, that I’m hurt
I hope u’ll be happy with my love even if I’m dead
I hope u’ll be happy

***
Q lahir dr rahim seorang Ibu yang kuat dan tegar

Darinya aku belajar mengenal dunia

Darinya aku belajar arti sebuah tangisan

Darinya aku belajar arti sebuah senyuman

Dan darinya pula aku belajar banyak hal

Tahun ini adalah Ramadhan ke 2 aku tak bersamanya

I missing u…

I hope u’ll be happy,

Selamanya dalam dekapan kasih sayang-Nya.

Moga aku kuat menjalani hari-hari tanpa hadirmu

Moga aku bisa tegar, setegar batu karang yang tetap kokoh

meski dihantam  oleh amukan ombak di lautan

Moga Ramadhan kali ini, menjadi berkah bagi kita semua…

I missing U…

--------------u’r son-------------

Sabtu, 29 Juni 2013

Celoteh Q: Parodi Negeriku






Parodi  Negeriku…

Barusan aku denger berita

Katanya, penerima BLSM salah sasaran

Bukannya rakyat miskin yang nerima, malah nyasar ke orang berpunya

Faktanya, yang datang kesana memakai emas dan bersepeda motor pula

Malahan sampe ke istri pejabat juga nerima

Sayangnya, saat yang gak berpunya datang kesana

Hanya pulang dengan tangan hampa

Saat ditanya pada petugasnya, kok bisa???

Mereka hanya berkata, kami berpegang pada data BPS tahun lalu aja

Dan kami telah melakukan tugas selayaknya

Jadi, semua salah siapa???

Kalau bertanya salah siapa…

Semuanya salahin a…ja…

Kok bisa???

Ya bisalah…kan ini dolanan anak negeri…

Jadi…siapapun boleh suka-suka..

Kok bisa???

Ya iyalah…masa ya iya dong…

Kan ini negeri demokrasi, suara rakyat suara Tuhan…

Yang bikin hukum rakyat semua…

Jadi…kalian yang tahu apa yang kalian mau dan jalanin a..ja..

Kok gi..tu..???

Emang bisa manusia tahu apa yang manusia inginkan??/

Kan manusia punya banyak laku dan rasa?

Ada yang gendut ada yang kurus, ada yang zuhud ada juga yang tamak

Mau tahu detik ini terjadi apa, manusia gak bisa

So…wajarlah…banyak kekacauan terjadi dimana-mana

Bukannya solusi yang dihasilkan, malah masalah semakin menjadi

Rumit..

Memang rumit malah bertambah sembelit

Hi hi hi

Masalah gak diselesein eh…malah nambah masalah baru lagi

Silih berganti, datang bertubi-tubi

Seolah-olah ini ancaman bagi anak negeri

Ataukah…

Teguran atas kelalaian manusia selama ini

Atas kesombongan mereka, padahal sebenarnya mereka lemah dan kerdil

Atas keegoan mereka atas kecerdasan mereka sendiri, padahal mereka sebenarnya gak tau apa-a..pa

Inilah parody negeriku…

Dimana banyak manusia tak lagi perduli

Bersikap hedonis, materialis dan individualis

Digerus oleh system yang kini tengah membelit mereka

Perlahan namun pasti, tanpa sadar mereka mencaci

Tanpa sadar ataupun sadar mereka menamfikkan hukum-hukum Illahi

Allah yang telah menciptakan mereka

Allah yang telah memberi kehidupan bagi mereka dengan rahmat dan karunia-Nya

Tanpa jeda dan tanpa pilih kasih

Namun sayang…

Tanpa mereka sadari…

Mereka tak perduli…..

Inilah Parodi Negeriku.

Miris.

Jumat, 28 Juni 2013

Heart : Kebisuan





Hari ini tepatnya…

I’m forgive him…

Mungkin…

Akan selamanya hilang tanpa bekas

Laiknya angin semilir

Yang datang dan pergi tanpa tau arahnya

Hanya rasa yang mengalir laiknya air

Air yang terus mengalir pada satu persinggahan

Persinggahan???

Entahlah…

Apakah kan berlabuh di penghujung Kota Roma

Atau…

Rasa itu kan berhenti pada satu titik

Titik tanpa koma, hingga hanya meninggalkan kebisuan

Hingga hilang, ditelan oleh malam yang kelam.

Jumat, 14 Juni 2013

GORESAN KECIL DI ATAS KANVAS: TIK TIK TIK...WAKTU BERDETIK



             
    Bukankah waktu adalah anak panah yang melesat dengan cepat.
     Hingga saat ia terlepas, ia akan sangat sulit
    untuk kita hentikan. Tiap detik yang berlalu sangatlah  berharga. Dan… ups gak konsen…di dekat rumah aku ada  kebakaran… eh salah ternyata masih jauh, moga aja gak terjadi  apa-apa…dan yang mendapat musibah diberi kesabaran dan kekuatan  sama Allah, Amin….
    Lanjut…
    Tiap pagi aku memandangi wajahku di depan cermin (bukan karena  narzis), terkadang tersirat satu pertanyaan, sampai kapan aku  bertahan? Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, hingga waktu yang  tersisa hanyalah kesia-siaan dan..sampaiku dipenghujung usia aku  tak tau harus berbuat apa. Naudzubillah.
    Allah, hidup yang kau berikan penuuh dengan misteri. Meski ku tahu  itu adalah sebuah tantangan. Tapi..menjalani hari demi hari, detik  demi detik yang berlalu membuatku takut… takut kalau waktu yang  Kau berikan untukku tak cukup untuk membalas semua Anugerah-Mu,  takut kalau waktu yang ku jalani ternyata tak cukup untuk  mendapatkan cinta-Mu, dan takut saat aku tak bisa memenuhi semua  amanah yang Kau berikan untuk umat-Mu.
    Allah, waktu terus bejalan… namun hari-hari ini terasa sepi…  yah  sudahlah…   setidaknya berikan yang terbaik dan lakukan yang  terbaik untuk Hidup ini………...                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        

GORESAN KECIL DI ATAS KANVAS: WAKTU


Waktu berjalan terasa sangat lambat, aku disini hanya bisa terdiam  menunggu waktu ntuk berhenti sejenak dan memberi ruang bagiku  berdetak. Ada banyak sekat dalam tiap rongganya…terkadang  membuatku muak dan terhenyak. labirin waktu tak henti membentuk  misteri, dan aku kembali terhanyut oleh arus tak bertepi. Aku tak tau  sampai kapan semua kan terhenti, tertatih menyisiri rongga tiap rongga  hingga tak terasa jiwa ini kan kembali mati.


Kamis, 13 Juni 2013

ARTIKEL: GENERASI WINNER


“Generasi Winner”

Oleh: Azizah al-Karimah (Aprialisa)

Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam membentuk kepribadian dan intelektual sumber daya manusia. Sebuah negeri tanpa adanya regenerasi yang berkualitas seperti layaknya sebuah bangunan dengan fondasinya yang rapuh, hingga saat sedikit saja ditempa oleh goncangan  maka, bangunan itupun akan hancur porak poranda. Begitupun saat sebuah negeri yang memiliki banyak sumber daya alam yang berlimpah namun, sumber daya manusia yang ada didalamnya hancur, sudah dapat dipastikan sumber daya alam yang berlimpah tersebut akan habis tanpa bekas, dimakan oleh ketamakan orang-orang kuat untuk pribadinya sendiri hingga yang tersisa hanyalah sebuah negeri yang meninggalkan kelaparan dimana-mana, kerusakan moral yang semakin parah, hingga titik yang paling kritis negeri itu akan binasa.

Ini bukanlah sebuah kata tanpa makna, ataupun sebuah dongeng pengantar tidur. Disadari ataupun tidak, semua ini telah terjadi di tengah-tengah kita, bahkan kita adalah bagian darinya. Bagian dari sebuah perubahan yang membawa pengaruh besar bagi kemajuan atau kemunduran sebuah peradaban. Seorang bayi yang masih baru berada dalam kandungan, kemudian ia lahir dan tumbuh menjadi dewasa, hingga ia beranjak menjadi tua, semua siklus tersebut adalah sebuah proses  pembentukan tahapan kepribadian untuk membentuk karakter mereka menjadi winner or looser. Hingga, sangat pantaslah bahwa pendidikan mendapat perhatian lebih bagi pembentukan karakter para generasi penerus. Namun, sangat disayangkan berdasarkan hasil survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

Apa jadinya sebuah negeri, bila mutu pendidikan kurang mendapat perhatian. Terlebih saat pendidikan yang paling penting untuk membentuk karakter mereka justru cenderung terabaikan, karena ilmu pengetahuan bukanlah satu-satunya hal yang dapat menentukan generasi tersebut sebagai generasi terbaik, namun pendidikan agama merupakan faktor utama untuk membentuk karakter generasi sebagai generasi yang cerdas secara intelektual dan cerdas secara spiritual. Hingga, generasi yang terlahir dari proses pendidikan yang bermutu adalah generasi yang cerdas dan bermoral, yang tahu apa yang harus dilakukan untuk membangun negeri ini bukan untuk ketamakan sendiri.

Beberapa Faktor Penghambat

1.      Biaya Pendidikan yang Mahal
Salah satu faktor yang menjadi penghambat generasi penerus bangsa untuk berkembang adalah biaya pendidikan yang mahal yang sulit dijangkau bagi para orang tua terutama bagi masyarakat miskin. Bahkan kualitas atau mutu pendidikan yang diberikan setara dengan biaya yang harus ditanggung oleh mereka. Hingga muncullah sebutan pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan, dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) yang membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Hanya orang kaya saja yang bisa pintar, orang miskin tidak perlu bersekolah.

2.      Rendahnya Sarana dan Prasarana Sekolah
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.

3.      Standar Kelulusan yang Tidak Memperhatikan Kualitas Tenaga Pendidik
Begitupun dengan rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar 3 juta rupiah. Namun pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Hingga, dengan pendapatan tersebut, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya (Republika, 13 Juli, 2005).

4.      Dikotomi Pendidikan
Terlebih dengan sistem pendidikan sekuler yang sekarang tengah diterapkan, dimana telah terjadi dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan umum. Sehingga, pengembangan ilmu pengetahuan dan sains teknologi yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional tidak memiliki hubungan yang kuat dengan pembentukan karakter peserta didik. Padahal, pembentukan karakter merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Agama yang menjadi faktor penting dalam pembentukan karakter peserta didik hanya ditempatkan pada posisi yang sangat minimal, dan tidak menjadi landasan dari seluruh aspek.

Pendidikan dalam Pandangan Islam

Dalam pandangan Islam, pendidikan merupakan salah satu bentuk pelayanan pemerintah terhadap rakyat yang wajib dipenuhi, karena hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah sebagai hamba Allah yang telah diberikan amanah untuk memelihara dan mengatur urusan rakyat. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, “Seorang imam (khalifah) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat; ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya.”(HR al-Bukhari dan Muslim). Seorang penguasa dalam Islam berkewajiban menerapkan sistem pendidikan Islam dengan memadukan pendidikan berbasis pengetahuan dengan pendidikan agama, karena tujuan pendidikan Islam adalah membentuk generasi yang bertsaqofah Islam, memiliki kepribadian Islam dan menguasai pengetahuan umum.

Agar hal tersebut bisa terwujud diperlukan sinergi antara sekolah dengan masyarakat dan keluarga. Serta upaya yang dilakukan untuk memotivasi tenaga pendidik dan peserta didik adalah : a). Bagi tenaga pendidik diberikan gaji yang besar, diberikan sarana dan prasarana yang memudahkan mereka dalam mengajar; b). Bagi peserta didik disediakan sarana dan prasarana yang menunjang dan memudahkan mereka dalam menuntut ilmu, dipersilahkan bagi siapa saja yang ingin bersekolah baik kaya ataupun miskin tanpa dipungut biaya, bagi siapa saja yang membuat buku ataupun tulisan akan dihargai dengan emas seberat buku yang telah dibuat. Sehingga akan tercipta pendidikan yang berkualitas, yang akan melahirkan generasi penerus yang berkualitas, yang membawa perubahan besar bagi kemajuan negaranya. Sistem pendidikan Islam ini telah terbukti karena telah berhasil melahirkan ribuan ulama sekaligus ilmuan pada berbagai disiplin ilmu, seperti Ibnu Sina (ahli kedokteran yang buku-bukunya pernah dijadikan referensi oleh para ilmuwan barat), al-Khawarizmi (penemu angka nol), al-Kindi, al-Farabi, dll. Dengan paradigma sistem pendidikan Islam inilah, harapan besar untuk mencetak generasi winner akan tercipta. * Wallahu’alam bi ash shawab

dari berbagai sumber

ARTIKEL: BERBANGGALAH MENJADI PEREMPUAN


“Berbanggalah menjadi Perempuan”

Oleh: Azizah al-Karimah (Aprialisa)

Perempuan dipandang hebat saat ia berhasil dalam pekerjaan pada lingkup publik, tetap berkomitmen pada keluarganya dan mereka sukses. Sehingga, saat perempuan memilih untuk tetap fokus pada perannya di lingkup domestik, merekapun dipandang sebelah mata. Bahkan, dunia masih menyangsikan atas keberadaan perempuan dengan peran domestik mereka sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Keberadaan perempuan sebagai ibu rumah tangga dinilai akan berdampak pada meningkatnya beban kemiskinan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Direktur Program The Asia Foundation Hana A Satryo dalam sosialisasi program tata kelola anggaran yang berpihak pada perempuan dan masyarakat miskin, di rumah jabatan Bupati Maros, Sulawesi Selatan Selasa (14 Juni 2011) mengungkapkan bahwa 60% penduduk miskin di Indonesia didominasi perempuan, dominasi kemiskinan ini disebabkan karena mayoritas perempuan tidak memiliki pekerjaan formal, tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi sehingga perempuan identik dengan kemiskinan, juga karena pemikiran tradisional masyarakat yang menganggap perempuan cukup mengurus rumah tangga dan tinggal di rumah. (Tribunnews.com, 14 Juni 2011). Sehingga, untuk mengatasi beban kemiskinan yang identik dengan perempuan, salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan memberikan perempuan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengakses kesempatan ekonomi, karena peran perempuan berkontribusi besar dalam membangun pilar ekonomi Negara.

Namun,tidak dapat dipungkiri krisis yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, membuat kondisi Indonesia mengalami turbulensi, baik pada skala makro maupun mikro. Mengakibatkan jumlah penduduk miskin kian meningkat yang dapat ditunjukkan dengan semakin melambungnya harga-harga kebutuhan pokok dan peningkatan jumlah pengangguran. Hingga hal ini berpengaruh sangat besar pada kestabilan ekonomi dan politik Negara. Tidak dapat dipungkiri pula, imbas dari krisis ekonomi tersebut masih dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya masyarakat kelas bawah dan miskin. Bahkan upaya yang ditempuh untuk mengembalikan kondisi perekonomian Negara salah satunya adalah melalui bantuan lembaga Bank Dunia dan IMF, hingga kebijakan-kebijakan yang diambilpun berpihak pada pemilik modal terbesar. Salah satunya adalah dengan diberlakukannya Undang-undang (UU) Migas No. 22 tahun 2001.

Akan dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu dari dampak pemberlakuan UU Migas No. 22 tahun 2001 tersebut. Ditengah kondisi masyarakat yang masih serba sulit, kini masyarakat harus dihadapkan pada kenaikan harga BBM yang justru sangat merugikan masyarakat kelas bawah dan miskin. Hal ini dikemukakan berdasarkan hasil survey ekonomi nasional (SUSENAS) 2010 yang menunjukkan bahwa pengguna BBM 65% adalah rakyat kelas bawah dan miskin, 27% menengah, 6% menengah ke atas, dan hanya 2% orang kaya. Hingga, pengaruh kenaikan harga BBM ini akan sangat dirasakan oleh rakyat kelas bawah dan miskin  seperti para buruh, pekerja dan masyarakat miskin lainnya. Ditengah kondisi ketidakpastian akibat penundaan kenaikan harga BBM yang direncanakan awal April lalu, kini kondisi pasar mengalami kepanikan, hingga jelang kenaikanpun harga-harga kebutuhan pokok tidak dapat dibendung lagi.

Dampak yang dapat dirasakan salah satunya adalah kenaikan harga BBM akan berpengaruh pada meningkatnya biaya produksi, sehingga hal ini akan berisiko pada penurunan biaya gaji karyawan sektor produksi atau penundaan ataupun justru pengurangan jumlah pekerja sektor produksi, dan dapat disimpulkan pihak yang paling merasakan dampak kenaikan harga BBM ini adalah para buruh (rakyat kelas bawah dan miskin). Perempuanpun merupakan pihak yang paling terkena dampak kenaikan harga BBM, karena perempuan merupakan pihak yang langsung terlibat dalam mengatur kebutuhan rumah tangga di tengah harga yang meningkat sementara daya beli menurun. Di tengah himpitan ekonomi inilah para perempuan khususnya ibu rumah tangga harus memutar otak mereka untuk menemukan cara yang tepat dalam mengelola keuangan rumah tangga, karena melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok tidak bergerak searah dengan pendapatan (kondisi keuangan) masyarakat. Hingga dapat dipastikan orientasi pun akan terfokus pada profit oriented, dalam arti bagaimana caranya agar kondisi keuangan rumah tangga tidak mengalami defisit, dan salah satu solusinya adalah dengan turut andilnya perempuan dalam mencari nafkah guna mencukupi kebutuhan hidup mereka, termasuk kebutuhan pokok berupa makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan.

Hingga pergeseran peranpun tidak dapat terelakkan lagi, yang pada awalnya bekerja bagi perempuan sebagai sarana untuk eksistensi dirinya, kini bekerja sudah menjadi sebuah kebutuhan (needs) bagi mereka.  Sehingga peran domestik sebagai ibu dan pengatur rumah tangga cenderung terabaikan, dengan menyerahkan pendidikan dan pengurusan anak-anak kepada jasa pengasuh anak, asisten rumah tangga ataupun menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada lembaga pendidikan. Salah satu yang menjadi pilihan perempuan bekerja adalah dengan mencari kerja di negeri orang sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW). Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bagi masyarakat Indonesia merupakan salah satu cara untuk mempertahankan hidup, dengan pendidikan dan keterampilan yang terbatas mereka dapat memperoleh penghasilan jauh lebih besar dibanding bekerja di Negara sendiri.

Namun, dalam banyak kasus TKI, para pahlawan devisa ini dalam kehidupan mereka sangat rawan dengan eksploitasi. Sebagaimana yang dialami oleh Juniati binti Sayidun TKW asal Indramayu yang menjadi korban TKW illegal korban sindikat penyelundupan manusia (human trafficking) yang didatangkan ke Mesir secara illegal. Hal ini tidak hanya dialami oleh Juniati tetapi menurut Staf Protokol dan Konsuler, Ali Andika Wardana, TKW informal yang tercatat di KBRI Kairo pada Februari 2012 sebanyak 1.162 orang, namun diperkirakan jumlah yang terdaftar jauh lebih banyak dari data tersebut. Begitupun menurut Muhammad Haras Baco, warga Negara Indonesia yang telah belasan tahun bermukim di Mesir memperkiraka TKW yang tidak terdaftar di KBRI itu lebih 4.000 orang. Permasalahan yang dialami oleh TKW illegal di Mesir adalah gaji yang tidak dibayar, bekerja tanpa kontrak dan dokumen pendukung seperti VISA kerja, jaminan keamanan disamping mengalami penyiksaan, pelecehan fisik dan verbal, serta bekerja tidak mengenal waktu. (Kompas.Com, 29 Maret 2012)

Bukan hanya permasalahan di atas yang harus dialami oleh TKI. Menurut laporan yang diterbitkan dalam The Presidential Post, telah ada sebanyak 167 warga Negara Indonesia yang terancam hukuman mati, 11 orang diantaranya telah dijatuhi hukuman mati diberbagai Negara termasuk Arab Saudi. Bahkan menurut Juru Bicara satuan tugas penanganan TKI atau warga Negara Indonesia terancam hukuman mati di luar negeri, Humprey R Djemat menyatakan saat ini terdapat 203 warga Negara Indonesia atau TKI yang menghadapi ancaman pidana berat dan hukuman mati di 6 negara, 37 orang di Arab Saudi, 149 orang di Malaysia, 14 orang di Cina, serta Iran, Singapura, dan Brunei Darussalam masing-masing satu orang. (Liputan6.Com, 6 April 2012)

Bekerja di luar rumah meski sebagai sarana perempuan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka seringkali menimbulkan masalah yang tidak dapat diselesaikan. Kesibukan perempuan di luar rumahnya cenderung membuat mereka harus mengorbankan keluarga, sementara di tengah arus bebas saat ini generasi muda sangat membutuhkan perhatian dan pengayoman dari orang tua mereka terutama dari sosok seorang ibu karena berdasarkan data dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Hj. Dias R Praswati menunjukkan bahwa frekuensi angka perbuatan seks bebas para remaja kian meningkat jumlahnya, hal itu ditandai semakin banyak persalinan remaja putrid di berbagai klinik dan rumah sakit bersalin. “Dari sebanyak 50 orang pada tahun 2010, melonjak menjadi 235 orang pada 2011, tak tertutup kemungkinan terus meningkat jumlahnya pada 2012.” Pada kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), yakni dari 35 kejadian sepanjang 2010, melonjak menjadi 220 kasus pada 2011. Data teersebut berdasrkan laporan dari 26 pusat kesehtan masyarakat (Puskesmas) se-kota Banjarmasin bekerja sama dengan unit Kesehatan Sekolah (UKS). Kasus tersebut jelas Dias terjadi pada remaja yang masih duduk di usia SMP hingga SMA, atau dengan rentang usia antara 16 tahun hingga 19 tahun. (Bharatanews, 26 Februari 2012).

Kemudian dari hasil data dan evaluasi Dinas Kesehatan tahun 2011 menunjukkan adanya peningkatan jumlah penderita infeksi menular saluran seksual, dengan jumlah penderita yang terjadi akibat seks di luar nikah ini pelajar sebanyak 148 kasus, infeksi saluran reproduksi sebanyak 30 kasus, sedangkan persalinan di usia remaja, baik yang sudah menikah atau di luar nikah 200 kasus lebih. (Kalimantan Post, 15 Februari 2012). Di Banjarmasinpun pernah marak peredaran video porno pelajar yang berjudul Asmara Banjarbaru, dan untuk Indonesia sendiri berada pada peringkat satu dunia dalam jumlah pengunduh dan pengunggah situs porno. Mayoritas pengunduh masih berusia remaja, yakni pelajar SMP dan SMA. (Mediaindonesia.com, 4 Maret 2012)

Hal tersebut hanyalah sebagian data yang diperoleh dari beragam kasus kenakalan remaja, karena data yang sebenarnya terjadi jauh lebih besar. Inilah dilema yang harus di hadapi kaum perempuan saat peran mulia mereka sebagai ibu dan pengatur rumah tangga harus dikorbankan di tengah himpitan beban ekonomi yang tidak berpihak pada mereka. Saat perempuan harus banting tulang mencari nafkah, mereka juga dituntut untuk bisa balance dengan komitmen mereka kepada keluarga. Pengorbananpun terpaksa harus dilakukan demi mengejar materi semata, semua dilakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga terutama untuk pendidikan, kesehatan, dan kebahagiaan sang anak. Hingga ukuran kebahagiaanpun harus dinilai dengan tercukupinya semua materi yang diinginkan. Namun, di tengah fakta dengan semakin meningkatnya kerusakan moral di tengah-tengah generasi muda negeri ini, haruskah kita menutup mata dan membiarkan generasi harapan bangsa yang akan memegang tongkat estafet pembangunan Negara selanjutnya harus dibiarkan hidup bebas tanpa adanya sosok figur yang bisa mengarahkan dan membimbing mereka. Sosok itu bisa mereka dapatkan dari siapapun, namun sosok yang paling dekat dengan hidup mereka adalah sosok Ibu karena saat ibu mengandung hingga mutiara itu terlahir, seorang ibulah yang pertama kali akan menggoreskan warna di atas kanvas hidup anak-anaknya. Namun salahkah bila seorang perempuan terutama seorang ibu berupaya membantu kebutuhan keluarga dengan bekerja di luar rumah. Benarkah dengan pendapatan ganda yang dimiliki oleh suatu keluarga justru akan memberikan banyak keuntungan terutama dalam hal kebahagiaan anak-anak mereka ?.

Kemiskinan

Kemiskinan bukanlah masalah yang tengah dihadapi oleh kaum perempuan karena bagaimanapun juga dampak ini tengah dirasakan oleh seluruh lapisan termasuk kaum laki-laki, hingga beban kemiskinan tidak seharusnya ditumpukan pada kaum perempuan saja. Begitupun dengan berbagai upaya yang tengah dilakukan untuk memberdayakan ekonomi perempuan karena hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari permasalahan yang tengah dihadapi oleh negeri ini. Bagaimanapun juga kemiskinan bukanlah hanya bagian dari masalah ekonomi saja tapi justru merupakan bagian dari seluruh aspek kehidupan. Kemiskinan membuat manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya berupa sandang, pangan dan papan, yang dapat berimbas pada merosotnya aktivitas yang bisa dilakukan oleh manusia seperti ketidakmampuan manusia dalam mendapatkan pendidikan yang layak, gizi yang baik untuk keluarganya dan lain-lain yang berimbas pada menurunnya kualitas sumber daya manusia yang justru merupakan cikal bakal generasi penerus bangsa.
Hingga penyelesaian masalah dengan membebankannya kepada individu-individu saja terutama kepada perempuan saja, justru akan menambah berbagai permasalahan baru yang dapat berimbas pada kelangsungan hidup negeri itu sendiri. Hingga diperlukan adanya peran serta seluruh lapisan terutama Negara dalam menjamin terpenuhinya distribusi kekayaan kepada seluruh rakyat, hal ini dapat dilakukan dengan adanya seperangkat aturan (hukum) yang dapat menjamin keberlangsungan seluruh tata kehidupan rakyat seperti hukum tentang pemeliharaan urusan rakyat dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan sarana umum lainnya yang menjadi hajat hidup orang banyak, hukum kebolehan dan dukungan sepenuhnya untuk bekerja pada sektor riil seperti pertanian, perdagangan, perindustrian, dan lain-lain.

Double Income 

Bekerja merupakan salah satu upaya bagi setiap orang untuk memperoleh harta demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Kewajiban utama untuk mencari nafkah (bekerja) berada dipundak laki-laki, namun hal ini tidak menutup kemungkinan bagi perempuan untuk bekerja, hanya saja hal tersebut tidak menjadi sebuah kewajiban. Tugas utama perempuan saat ia telah menikah adalah sebagai ibu dan manajer rumah tangga (ummu wa rabbatul bait), bukan berarti peran tersebut menjadi bernilai inferior atau justru dinilai telah mendeskreditkan perempuan. Justru peran ini adalah peran yang sangat mulia yang bisa diemban oleh  kaum perempuan. Karena di tangan merekalah kelak akan dicetak generasi-generasi harapan bangsa yang memegang tongkat estafet majunya sebuah peradaban. Merekalah madrasah pertama bagi generasi harapan bangsa untuk belajar mengenal tentang kehidupan, karena semenjak ia berada dalam kandungan ibu telah mempengaruhi fisik dan mentalnya.

Salah satu bentuk penghargaan yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepada kaum perempuan adalah dengan memberikan kedudukan mulia kepada perempuan yang bersedia menjadi ibu bahwa “Surga berada di bawah telapak kaki Ibu”. Karena hanya perempuan hebatlah yang berani menanggung resiko kematian untuk melahirkan, namun apabila kemudian meninggal ketika melahirkan mereka diberi pahala setara dengan pahala para syuhada. Islam menempatkan posisi dan peran Ibu ini sebagai tugas utama kaum perempuan. Hingga untuk menjamin terlaksananya peran tersebut Islam menetapkan beberapa hukum khusus bagi perempuan, seperti kebolehan untuk meninggalkan puasa sewaktu hamil dan menyusui, berhenti puasa dan shalat sewaktu haid dan nifas, penundaan uqubat bagi ibu hamil dan menyusui, memberikan hak pengasuhan kepada Ibu selama anak masih menyusui (belum dapat memenuhi kebutuhan fisiknya sendiri), dan lain-lain. Namun sangat disayangkan, di tengah himpitan ekonomi membuat peran perempuan sebagai seorang Ibu kembali harus terabaikan.

Perempuan bekerja secara syara’ memang dibolehkan, terlebih untuk mengamalkan ilmu yang dimilikinya seperti menjadi guru, dokter, tenaga ahli, manajer dan lain-lain. Terlebih kondisi keuangan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pokok menuntut hal tersebut. Hanya saja yang menjadi kewajiban utamanya adalah sebagai ibu dan manajer rumah tangga tidak boleh terabaikan, karena bagaimanapun juga kewajiban utama dalam mencari nafkah berada di pundak suami, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah [2] : 233. Hingga peran mereka sebagai Ibu tidak terabaikan, guna mencetak generasi-generasi unggul, sebagaimana yang dilakukan oleh perempuan-perempuan teladan dimasa Rasulullah SAW, seperti Ummu Imarah, beliau merupakan contoh seorang ibu sekaligus seorang pejuang perempuan yang dengan penuh ketegaran menyuruh anak lelakinya yang telah cedera untuk tidak lari dari perang dan bahkan kembali ke medan pertempuran demi membela agama dan menegakkan kebenaran sesuai dengan apa yang telah dijanjikannya pada baiat Aqobah. Begitupan dengan ummul mukminin Aisyah ra, di usianya yang masih belia Aisyah telah dikenal sebagai periwayat hadis yang handal. Ia telah meriwayatkan  2210 hadis, 297 diantaranya terdapat di dalam kitab Hadis Bukhari dan pada perang Khandaq, ialah wanita luar biasa yang maju menerobos ke bagian depan barisan pasukan meski membahayakan keselamatan dirinya.

Aisyah ra berpendapat bahwa beraktifitas adalah merupakan keharusan dan tuntutan bagi setiap perempuan. Setiap perempuan tidak boleh hanya duduk di dalam rumah tanpa berpikir untuk melakukan sesuatu yang berguna yang dapat membantu meringankan beban lingkungannya  namun tentu saja tanpa mengabaikan peran utamanya rumah dan mendidik anak-anaknya.  Jadi, bagi seorang muslimah jika telah mengambil keputusan bekerja di luar rumah hendaklah ia tetap memperhatikan hukum-hukum yang telah di tetapkan oleh Allah swt agar ia tidak terjerumus ke dalam kehancuran dan kenistaan, juga bagi seorang Ibu hendaklah ia tidak melalaikan tugas utamanya sebagai ummu wa rabatul bait agar melalui kecerdasan kalian akan tumbuh generasi-generasi harapan  yang akan meneruskan perjuangan kalian dalam membangun negeri ini.
Bebahagialah kalian para perempuan, karena kalian memiliki anak-anak yang sholeh yang hidup mereka tidak dibiarkan bebas tanpa arah, karena mereka diciptakan dengan memiliki tujuan. Mereka ada bukan hanya berguna untuk dunia ini, tapi kelak merekalah yang akan selalu mendoakan kebaikan baik saat kalian ada maupun tiada. Pandanglah mereka sebagai investasi akhiratmu bukan hanya untuk investasi duniamu. Sayangilah mereka, buah hati titipan Illahi, karena di tangan merekalah sebuah kebangkitan besar kan terwujud. Berbanggalah menjadi seorang perempuan karena melalui tangan kalianlah perubahan besarkan terwujud bagi generasi negeri ini.(*) Wallahu’alam bi ashawab

dari berbagai sumber
 
Template designed using TrixTG