Selasa, 11 Juni 2013

GORESAN KECIL DI ATAS KANVAS: DEBU-DEBU PIKIRAN


DEBU-DEBU   PIKIRAN
            
Waktu itu, hujan tengah membasahi jalanan sekitar. Disampingku, tengah duduk seseorang yang lama ku kenal. Lama kami menunggu, namun hujan tak kunjung reda. Kamipun membuka obrolan tentang hal-hal menarik yang kami temui selama ini, hingga pada akhirnya iapun bercerita banyak tentang dilema yang tengah ia hadapi. Tanpa disuguhi bumbu penyedap cerita itupun mengalir mulus, yah rumit memang masalah yang tengah ia hadapi tapi…aku bersyukur karena ia percaya padaku, sebagai tempat untuk mencurahkan isi hatinya. Dan itulah gunanya teman, bukan?
            
Setelah bercerita banyak, iapun merasa lega. Pikirku, mungkin inilah salah satu cara bagi sebagian orang untuk membuat perasaannya lega, yah gak Cuma dengan nangis, teriak, memukul sesuatu, tapi cukup dengan mencurahkan semua isi hatinya. Memang tidak menyelesaikan masalah sih, tapi setidaknya hati kita bisa lebih tenang. Dan insyaAllah, sebagai muslim yang baik, kita wajib untuk meringankan beban sesama muslim, dan memberikan solusi yang sesuai dengan aturan Allah SWT, serta mendoakan kebaikan kepadanya.

Dari ceritanya, aku kembali berpikir bukankah dulu aku juga pernah menemui masalah yang sama, dan yang menjadi faktor pemicunya adalah “Prasangka”. Prasangka acapkali terlintas dalam benak kita, dengan prasangka itu pula acapkali secara sadar ataupun tanpa sadar kita telah menyakiti hati seseorang. Prasangka itupun selalu hadir saat ataupun setelah kita melakukan kebaikan. Disaat itulah keikhlasan itu diuji, apakah kita tulus melakukan semua kebaikan atau justru sebaliknya, hingga semua perbuatan kita selama ini tak bernilai apa-apa di hadapan-Nya. Allah telah memperingatkan kita dalam firman-Nya QS. Al-Baqarah [2] 264 : “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima)…”
  
Begitu banyak permusuhan dan pertikaian yang terjadi disebabkan oleh adanya prasangka. Hingga tak jarang, sesama tetangga saling tak bertegur sapa, antara saudara saling berjauhan, antara sesama rekan saling bersitegang. Semua karena prasangka bukan karena cinta.

Prasangka adalah debu-debu pikiran yang mengaburkan pandangan hati hingga kita tak mampu melihat dengan baik. Tatkala prasangka hadir, ia akan membawa banyak titik-titik hitam kedalam jiwa kita, hingga tanpa sadar titik-titik tersebut kan membentuk lubang hitam (black hole) yang kan membinasakan diri kita. Bahkan Allah SWT telah memperingatkan umat-Nya dalam QS. Al-Hujurat [48] 12 : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.”

Kemudian Rasulullah SAW juga bersabda :

“Jauhilah berprasangka buruk karena berprasangka buruk adalah perkataan yang paling dusta.” (HR. Mutafaq ‘alaih).

So, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena semua belum tentu kebenarannya. Bahkan disunnahkan agar kita berbaik sangka kepada saudara kita sesama muslim. Usaplah prasangka-prasangka yang berada dalam hati kita, meskipun hal itu tak semudah seperti menyingkirkan debu dari kacamata. Tapi, jikalau kita ingin melihat lebih jelas dan jernih lagi, maka berusahalah untuk menyingirkan debu-debu pikiran yang telah mengaburkan pandangan hati.

Bukankah, tindakan kita adalah cermin bagaimana kita melihat dunia, sementara dunia tak lebih luas dari pikiran kita tentang diri sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif, agar kita bisa melihat dunia lebih luas dan indah, serta berbuat selaras dengan kebaikan yang ada dalam pikiran kita. Dunia tak membutuhkan penilaian apa-apa dari kita, ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat dan menggemakan apa yang ingin kita dengar.  Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri. Kita perlu jujur untuk melihat diri kita apa adanya dan dunia kan menampakkan realita yang selama ini tersembunyi di balik penilaian kita. Jadi, kenapa kita takut untuk berbuat menjadi lebih baik lagi. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template designed using TrixTG