Kamis, 06 Juni 2013

TELADAN: KOMITMEN SEORANG AMIRUL MUKMININ

Komitmen Seorang Amirul Mukminin

Adalah pemandangan yang biasa di negeri-negeri Islam saat ini apabila para penguasa dan aparatnya berlaku seolah-olah raja. Rakyat sendiri dianggap seperti ‘pelayan’ atau bahkan ‘sapi perahan’ mereka. Mereka biasa bersikap zalim terhadap rakyat; mulai dari ditelantarkannya keamanan atas jiwa, harta, dan kehormatan rakyat; dibebaninya rakyat dengan berbagai jenis pungutan dan pajak; hingga dilalaikannya perlindungan atas akidah dan kemuliaan rakyat sebagai kaum Muslim dari kepungan berbagai ideology dan pemikiran asing.

Sungguh, tindakan mereka amat kontras sekali dengan sikap yang ditunjukkan oleh Amirul Mukminin, ‘Umar ibn al-Khaththab ra selaku penguasa (Khalifah) kaum Muslim, beliau berusaha melayani rakyatnya semaksimal mungkin. Itulah yang tampak dari petikan khutbahnya:

Wahai manusia, ingatlah. Sesungguhnya aku sangat mengenal kalian tatkala Nabi saw, masih berada ditengah-tengah kita, ketika wahyu masih turun, dan pada saat Allah masih sering mengabarkan cerita kalian kepadaku. Akan tetapi, ingatlah, Nabi saw telah tiada dan wahyu sudah tidak turun lagi. Sekarang, aku mengenal kalian berdasarkan apa yang aku katakana kepada kalian. Siapa saja diantara kalian yang memperlihatkan kejahatan, aku akan menganggapnya jahat, dan aku tidak menyukainya. Yang mengetahui segala rahasia kalian hanyalah Allah. (Mungkin) aku mengira orang membaca al-Qur’an mengharapkan balasan dari Allah, tetapi belum tentu demikian. Adakalanya orang membaca al-Qur’an dengan maksud untuk didengar, dilihat, dan dipuji orang, atau untuk kepentingan dunia lainnya. Inginkanlah Allah dalam membaca al-Qur’an. Inginkanlah Allah dalam amal-amal baik kalian.

Demi Allah, sesungguhnya aku mengutus para pembantuku bukan untuk mendera kalian dan mengambil harta kalian. Aku mengutus mereka untuk mengajarkan agama dan sunnah-sunnah kepada kalian. Siapa (diantara pegawaiku) yang tidak mau melaksanakan keinginanku itu, maka laporkan saja kepadaku. Demi Allah, aku pasti menghukumnya.
Camkanlah, jangan memukul kaum Muslim, karena hal itu sama saja dengan menghina. Jangan menahan mereka di daerah musuh sehingga tidak sempat kembali kepada keluarganya, karena hal itu sama dengan memfitnah. Jangan mencegah hak-hak mereka, karena hal itu sama dengan berbuat kufur. Jangan pula menimpakan kesulitan kepada mereka, karena hal itu sama saja dengan menelantarkan mereka. (Kanz al-Ummal, jilid XVI/162).

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template designed using TrixTG